Raja Persia, Kusro yang selalu menganggap enteng terhadap bangsa gurun pasir, tertegun dan tidak percaya atas kenyataan bahwa bangsa Arab yang primitif ini berani menantang mereka, yang kemudian merobek-robek surat Rasulullah yang mengundangnya untuk menerima ajaran Islam. Raja yang sombong ini merasa terhina karena surat yang datang dari seorang “Bekas Gembala” itu dianggapnya lancang sekali telah berani mengajarinya tentang kebenaran, padahal ia seorang penakluk dunia. Maka raja ini tidak sudi mengakui perbatasan antara negerinya dengan jazirah Arab, yang ketika itu sudah menjadi Islam sebelum wafatnya Rasulullah. Oleh karena itu perbatasan ini selalu mereka ganggu.
Maka atas usul Khalid bin Walid, khalifah Abu Bakar mengirim bantuan laskar ke perbatasan, hingga mencapai 10.000 orang. Panglima Hurmuzan dari Persia lengkap dengan barisan bergajah mereka dengan pongahnya mencoba menghadang pasukan Khalid bin Walid, dengan tentara lebih dari 100.000 orang tentara bergajah.
Khalid memulai serangannya dengan mengirimkan surat terlebih dahulu. Dalam surat itu Khalid menawarkan 3 pilihan :
- Damai, dengan syarat masing2 menghormati perbatasan negara yang ada
- Menerima Ajaran Islam, yang akan menjalin ukhuwah Islamiyah antara kedua rakyat yang ada. Maka tidak akan ada soal perbatasan lagi
- Jika kedua pilihan itu tidak bisa diterima, maka bersiaplah kalian menghadapi kami yang datang dengan laskar yang berani hidup, namun ingin mati (syahid) karena kerinduan kami pada Allah.
Hurmuzan mengalami goncangan jiwa yang dahsyat, karena bagi mereka tidak pernah ada istilah “ingin mati”. Namun karena kesombongan bangsa ini terhadap bangsa Arab yang mereka anggap masih terbelakang itu, mereka memilih tawaran perang, apalagi mereka melihat perlengkapan barisan Muslim ketika itu paling tinggi hanyalah panah dan kuda. Kuda itupun terbatas bagi perwira menengah ke atas, sedangkan lasykar yang lainnya hanya berjalan kaki atau berkendara unta. “Apakah kuda sanggup berhadapan dengan gajah yang kuat ini?” demikian pikir panglima Persia yang sombong itu.
Khalid mengerahkan barisan Muslimin maju menyerbu di bawah pimpinannya sendiri yang berpacu di depan, dengan mengendarai kudanya yang berlari cepat Khalid menerobos barisan musuh yang paling tebal sambil mengayunkan pedangnya, sehingga terbentuk jalur mayat manusia yang bergelimpangan. Hingga jalur mayat ini menuju ke tempat panglima Hurmuzan, maka paniklah seluruh serdadu Persia. Mereka porak poranda kehilangan kepercayaan diri dan menyerahkan diri pada Khalid.
Tentara Persia yang menyerah diperlakukan Khalid dengan wajar dan baik sebagaimana Rasulullah mengajarkan. Harta benda mereka tidak diambil dan dirusak, bahkan tentara yang tadinya buruh tani yang tidak pernah punya tanah itu diberi hak untuk mempunyai tanah seseuai dengan kemampuan mereka menggarapnya. Maka merekapun berbondong-bondong masuk Islam.
Ketika itu salah seorang sahabat Khalid mengingatkan bahwa esok akan masuk bulan Zulhijjah, maka Khalid merasakan kerinduan dalam hatinya akan baituLlah. Yang kemudian memutuskan untuk naik haji. Lalu dengan diiringi beberapa sahabatnya khalid segera berderap pulang ke Mekkah untuk mengejar waktu demi melakukan haji dan meninggalkan kerajaan Persia yang baru saja ditaklukannya.
Ketika Khalifah Abu Bakar mendapat laporan akan kemenangan Khalid yang gemilang ditambah pula oleh kecerobohan Khalid meninggalkan medan sebelum sempat mengadan pengamanan seperlunya, maka Khalifah menulis, “Disamping rasa syukurku kepada Allah SWT dan tanpa mengurangi rasa hormatku atas keteguhan iman dan kecintaanmu kepada Allah, aku wajib memperingatkan engkau, bahwa meninggalkan medan sebelum mengadakan pengamanan seperlunya bukanlah tindakan seorang panglima yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, kami perintahkan agar engkau pulang ke posmu secepatnya”.
Sadar akan kesalahannya ini, Khalid segera melaksanakan perintah Khalifah itu sesudah menyelesaikan ibadah hajinya dan melakukan tawaf wada.
Ketika pasukan Islam di front Romawi Timur membutuhkan tambahan bantuan menghadapi tentara Romawi yang sangat canggih persenjataannya, maka khalifah Abu Bakar memanggil Khalid agar pulang meninggalkan Persia dan pergi memperkuat fornt menghadapi Romawi. Khalid kemudian mengambil kebijakan sesudah disetujui Abu Bakar langsung menuju ke Jerusalam tanpa pulang dulu ke Madinah. Yang kemudian Khalid harus menaklukan negeri-negeri yang terletak antara Persia dan Romawi Timur itu.
Negeri-negeri itu dapat ditaklukan oleh Khalid satu persatu dalam waktu relatif singkat. Maka nama Khalid bin Walid sebagai penakluk yang gagah perkasa dan pahlawan yang tak terkalahkan menjadi tersiar kemana-mana.
Anak muda di Madinah pun mulai menyanyikan syair-syair yang memuji-muji kepahlawanan panglima Khalid. Dan sementara itu khalifah Abu Bakar wafat dan digantikan oleh Umar bin Khatab.
Sesampainya Khalid di front Romawi, lalu langsung mengadakan rapat untuk mengatur strategi menaklukkan tentara Romawi yang canggih itu. Ketika Khalid sedang memimpin rapat strategi, maka tibalah utusan dari Madinah yang membawa surat dari Khalifah Umar, yang ditujukan kepada panglima Khalid. Yang kemudian Khalid membaca surat tersebut, lalu melipat dan memasukkannya ke dalam saku dan meneruskan rapat penting itu. Dan ternyata surat itu berisi pemberhentian Khalid sebagai panglima dan perintah agar menyerahkan pimpinan kepada bawahannya.
Esoknya Khalid masih memimpin penyerangan perdana terhadap front Romawi ini. Ketika dilihatnya panglima di bawahnya sudah mampu melanjutkan perjuagan dengan strategi yang dibuat, maka pimpinan diserahkannya dan Khalidpun langsung pulang ke Madinah menemui Khalifah Umar.
Sesampainya di Madinah, maka ia langsung menemui Khalifah Umar dan menanyakan apa gerangan alasan maka ia diberhentikan tiba-tiba. Apakah karena kekurangan fahamannya tentang urusan keuangan? “Aku harus mengakui kekuranganku dalam mengurus buku keuangan ini, namun aku bersumpah dengan nama Allah, bahwa aku tak pernah mengambil satu sen pun dari dana yang disediakan oleh negara, bahkan uang pribadiku banyak yang kusumbangkan untuk perjuangan ini.” Kata Khalid kepada Umar.
“Aku sungguh yakin akan kejujuranmu dan keikhlasanmu, wahai saudaraku, sehingga aku tidak pernah merasa curiga akan manajemen dana perjuangan ini, walaupun aku yakin, bahwa sebagai panglima engkau tetap merupakan penanggung jawab terakhir terhadap manajemen ini” Ucap Khalifah Umar kepada Panglima Khalid
“Lantas, mengapa sampai aku dipecat tanpa alasan yang tepat?” tukas Khalid dengan suara yang agak tajam
Umar menatap wajah Khalid dan berkata “Aku sekedar melakukan tugasku menyelamatkan tauhidnya umat. Engkau adalah panglima yang gagah perkasa, dan Rasulullah saw. Sendiri yang telah mengangkatmu memegang jabatanmu itu. Sejak itu engkau belum pernah terkalahkan di setiap medan pertempuran, sehingga rakyat sudah mulai menyanyikan lagu yang memuji dan memuja namamu di samping memuji Allah SWT. Aku takut akan hal ini dan berkembang menjadi kenyataan seolah engkaulan satu-satunya yang sanggup memenangkan seluruh perjuangan ini dengan atau tanpa syafa’at Allah SWT. Bukankah dengan demikian mereka menjadi musyrikin? Maka aku ingin buktikan kepada mereka, bahwa Umar, hamba Allah yang lemah dan hina ini, telah sanggup menjatuhkan engkau panglima yang gagah perkasa. Dengan demikian kuharap mereka kembali memuji dan memuja hanya kepada Allah SWT.”
Mendengar keterangan Umar yang tegas menegakkan tauhid itu Khalid menerima kebijakan Khalifah yang arif itu dengan ikhlash. Maka besoknya Khalid kembali ke medan perang membantu rekan2nya yang sedang berjuang di front Romawi Timur. Khalid maju di bawah pimpinan bekas bawahannya sebagai prajuri biasa.
Ketika ditanyakan orang kepadanya mengapa ia terus juga berjuang sesudah dipecat oleh Umar sebagai panglima, maka Khalid menjawab tegas, “Aku berjuang bukan karena Umar, aku berjuang semata karena Allah SWT.”
**
Masih adakah pribadi-pribadi tauhid yang tulen seperti abu bakar, umar bin khattab dan khalid bin walid saat ini?
Ya Rabb, dimana Kau sembunyikan pribadi seperti para sahabat
Ya Rabb, tampakanlah pribadi seperti para sahabat ini kepermukaan
Dan jadikanlah pribadi yang taat dan patuh hanya kepadaMu menjadi pemimpin kami
Hingga kami turut akan semua perintah dari amanah yang diembannya.
***
No comments:
Post a Comment