Keutamaan Makkah 


Oleh: Iman Zuhair (Pembina Tahfizhul Qur’an di Makkah)
Makkah adalah baitul atiq (rumah suci tertua). Ia adalah tanah haram, dan tempat yang aman. Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan dan meninggikan nilainya. Ia mempunyai kedudukan agung dan tempat yang tinggi yang tidak bisa ditandingi oleh apapun. Bagaimana tidak? Sementara didalamnya terdapat masjid yang pertama kali dibangun untuk manusia, supaya mereka menyembah dan mendekatkan diri kepada Rabbnya. Masjid itu dibangun kembali oleh Ibrahim al-Khalil, yang nilainya semakin tinggi ketika Allah Ta’ala mengutus Nabi terakhir salalLaahu ‘alayhi wa sallam.
Ia adalah tempat berkumpulnya fadhilah dan keutamaan. Didalamnya diangkat derajat dan diampuni kesalahan. Disana orang berlomba-lomba dalam kebaikan. Ia adalah tempat rahmah dan rumah ibadah.
Keutamaan Makkah sangat banyak, agar kaum muslimin mengetahui keagungan rumah ini dan kedudukannya disisi Allah Ta’ala, berikut ini sebagian darinya:
1. Di sana terdapat rumah ibadah yang pertama kali di bumi.
Allah SubhanaHu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” (Al-Imran 96)
Al-Hasan al-Bashri berkata: “Ia adalah masjid pertama kali didalamnya Allah disembah”
2. Ia adalah tanah haram (suci) disisi Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya.
RasululLaah salallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku diperintah untuk menyembah Tuhan Pemilik negeri yang telah Dia haramkan ini, dan bagi-Nya lah segala sesuatu. Aku diperintah agar aku menjadi orang yang muslim”.
Di Makkah, Allah haramkan makhluq-Nya untuk menumpahkan darah secara haram, atau berbuat aniaya terhadap seseorang, atau berburu hewan buruannya, atau dicabut pepohonannya. Dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Syuraih radiallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah salallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:“Sesungguhnya Makkah itu diharamkan oleh Allah, bukan oleh manusia, tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah, menebang pepohonannya. Apabila ada seseorang beralasan dengan perangnya Rasulullah salallahu ‘alayhi wa sallam (untuk menaklukan Makkah), maka katakan padanya: ‘Allah mengizinkan untuk rasul-Nya, bukan untukmu!’, Karena sesungguhnya diizinkan untukku sesaat disiang hari, tetapi sekarang kembali diharamkan, sebagaimana sebelumnya. Maka yang hadir hendaknya menyampaikan kepada yang tidak hadir”.
3. Ia adalah tempat yang aman.
Allah SubhanaHu wa Ta’ala berfirman: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo’a: ‘Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rejeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.” (Al Baqarah: 126)
Sebagian ahli tafsir mengatakan, bahwa makna kata “aman” adalah aman dari penguasa dhalim juga aman dari siksa seperti tempat-tempat lain, seperti amblas (tenggelam) kedalam tanah, tenggelam dengan air dan lainnya dari bentuk-bentuk murka Allah Ta’ala yang bisa mengenai semuai negeri selainnya.
4. Tampat yang paling dicintai Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
Dari Abdillah bin Adi bin Hamra Al-Zuhri ia berkata: “Saya melihat Rasulullah diatas kendaraannya, sedang berdiri di Jarwal, beliau bersabda: ‘Demi Allah, engkau adalah tempat yang terbaik dan paling dicintai oleh Allah Ta’ala, andai aku tidak diusir darimu, pasti aku tidak akan keluar.” (Hadits Riwayat Nasa’i)
5. Keutamaan shalat di Makkah tidak bisa disaingi oleh keutamaan manapun.
Shalat disana sama dengan 100.000 kali shalat ditempat lain.
6. Benteng dari Dajjal; ia tidak akan masuk kedalamnya sebagai bentuk penjagaan dari Allah SubhanaHu wa Ta’ala.
Dari Anas bin Malik radiyalLaahu ‘anhu, Nabi salallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Tidak ada satu tempatpun melainkan Dajjal akan memasukinya, kecuali Makkah dan Madinah, karena tidak ada satu celahpun pada keduanya melainkan dijaga para malaikat. Kemudian Madinah akan menggoncang penduduknya tiga kali, dengannya Allah akan mengeluarkan orang kafir dan munafik.” (Hadits Riwayat Bukhari)
7. Zamzam
Zamzam merupakn kekeramatan Ismail ‘AlayhisSalam dan ibunya, Allah subhanaHu wa Ta’ala mengalirkan mata air ini untuk keduanya yang menjadi sumber air abadi hingga akhir jaman di negeri yang tandus tanpa pohon dan air. Allah Ta’ala menjadikanya sebagai pengilang dahaga, obat dan makanan bagi peminumnya. Dari Abu Dzar al-Ghiffari rasiyalLaahu ‘anhu, RasululLaah salallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Zamzam adalah makanan dan obat bagi peminumnya”. Hadits Riwayat Bazaar dan Thabrani dalam as-Shaghir, dishahihkan oleh Al Albani.
8. Haramnya menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang hajat sebagai penghormatan dan pemuliaan terhadapnya.
Diharamkan bagi seseorang apabila buang hajat ditempat terbuka sementara tidak ada yang menghalanginya baik ia menghadap atau membelakangi Ka’bah. Dari Abu Hurairah radiyalLaahu ‘anhu, RasululLaah salallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Apabila kalian hendak buang hajat, maka janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya, akan tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat (jadikan kiblat sebelah kanan atau kiri kalian)”, (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
9. Makkah sebagai pusat daratan.
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah SubhanaHu wa Ta’ala (Qur’an Surah Al-Syura’ ayat 7)
Ibn Abbas berkata dalam tafsir ayat ini: “Ummu alQura’ adalah Makkah, sementara wa man haulahaa (sekitarnya) adalah bumi seluruhnya”
Sebuah penelitian modern menunjukkan bahwa Makkah yang dimuliakan oleh Allah SubhanaHu wa Ta’ala adalah merupakan pusat daratan di bumi. Hasil ini dicapai oleh sejumlah peneliti, diantaranya adalah Dr. Husain Kamaluddin, salah seorang Imuwan Mesir ketika menggambar peta dunia untuk menunjukkan arah kiblat bagi kaum muslimin, ternyata Makkah berada ditengah-tengah daratan yang ada di muka bumi, dan bahwasanya daratan-daratan yang lain tersebar disekitar Makkah dengan penyebaran yang teratur.
10. Makkah sebagai kiblat bagi kaum muslimin.
Ini merupakan keutamaan lain dari baitulLaah al-Haram, seluruh kaum muslimin dibelahan timur dan barat menghadap kearahnya. Allah Ta’ala berfirman: “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah kelangit, maka sungguh Kami akan memalingkan mukamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan” (Qur’an Surah al-Baqarah ayat 144)
11. Berniat melakukan kekejian (yang berhisab).
Berniat melakukan kekejian didalamnya ada hisabnya, berbeda dengan tempat selain Makkah dimana seseorang tidak akan disiksa karena berniat melakukan kejahatan kecuali setelah benar-benar melakukannya atau mengucapkannya.
Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil Haram yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim disitu maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud didalamnya melakukan kejahatan secara dzalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.” (Qur’an Surah al-Hajj ayat 25)
Yang dimaksud ilhad ini adalah condong atau keluar dari agama yang sudah digariskan oleh Allah Ta’ala, termasuk didalamnya syirik, kufur, melakukan sesuatu yang diharamkan, atau meninggalkan apa yang diwajibkan, atau menodai keharaman (kesucian) tanah haram.
Inilah sebagian keutamaan baitulLaah al-Haram, kita memohon kepada Allah SubnahaHu wa Ta’ala agar memperkenankan kita untuk melaksanakan haji dan umrah kepadaNya berkali-kali. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla lah yang berhak diminta, serta mampu untuk mengabulkannya, dan segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam.
***
Qiblati edisi 03 tahun II – Desember 2006 M / Dzulqa’dah 1427 H