Thursday, January 27, 2011

Arsy Berguncang Ketika Kematian Sa'ad

‘Arsy Berguncang Karena Kematian Sa’d

عَنْ جَابِرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِهْتَزَّ عَرْشُ الرَّحْمَنِ لِمَوْتِ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ
)رواه البخارى 3519 ومسلم 4512 ,باب مناقب سعد بن معاذ رضى الله عنه( 

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata, Bersada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “’Arsy Allah Ar-Rahman berguncang dengan kematian Sa’d bin Mu’adz.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini adalah sebuah catatan ringkas riwayat hidup seorang tokoh terkemuka umat ini, sirah seorang pahlawan dan kesatria. Dia adalah salah seorang tokoh sahabat yang mulia dari shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kita akan memetik pelajaran berharga dan harum dari perjalanan hidupnya.
Shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini adalah seorang pahlawan dalam perang Badr, Uhud dan Khandaq. Beliau orang yang tidak begitu menghiraukan celaan orang lain pada saat berdakwah di jalan Allah. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan bahwa dia termasuk seorang penghuni surga. ‘Arsy Allah yang Maha Rahman bergetar karena kematiannya. Beliau masuk Islam di Madinah di tangan Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhu.
Ibnu Hajar berkata, ‘Dia adalah orang yang paling banyak berkahnya di dalam Islam dan dia memiliki keutamaan yang luar biasa.’ 
Siapakah dia????? Dialah sahabat Sa’ad bin Muadz radhiyallahu ‘anhu.

Biografi
Imam Al-Dzahabi menuliskan riwayat hidup beliau: Pemimpin besar bernama Al-Syahid Abu Amru Sa’d bin Mu’adz bin Al-Nu’man Al-Anshori Al-Ausi al-Asyhali. Dia seorang lelaki dengan kulit putih, berpostur tubuh tinggi, gagah, berwajah rupawan dan berjenggot indah (Siar A’lamun Nubala: 11/279)

Kisah masuk islamnya
Hidayatut taufik menembus keimanan Sa’ad bin Mu’adz melalui dakwah yang disampaikan Mush’ab bin ‘Umair. Beliau adalah utusan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke Yatsrib/ Madinah. Atas izin Allah dengan cahaya Islam yang memancar di wajahnya dan lisan yang terbimbing, dua tokoh besar Madinah yaitu Sa’ad bin Mu’adz dan Usaid bin Hudhair masuk Islam.
Atas kemurahan-Nya juga keislaman Sa’ad bin Mu’adz diikuti oleh seluruh bani Abdul Asyhal, dan di hari itu tidak ada seorangpun yang membantah seruannya hingga sebelum matahari terbenam. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.Setelah masuk islam oleh tangan Mus’ab bin Umar, beliau langsung berdakwah pada kaumnya yaitu Bani Asyhal.
Ibnu Ishaq berkata: Pada saat dia masuk Islam dia berdiri di hadapan kaumnya dan berkata: Wahai bani Abdil Asyhal, bagaimanakah pendapat kalian tentang diriku? Mereka berkata: Anda adalah pemimpin kami dan orang yang paling baik keturunannya. Dia berkata: Sesungguhnya kalian haram berbicara denganku baik yang laki-laki atau yang perempuan sehingga kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ibnu Ishaq berkata: Demi Allah tidak ada seorangpun di Bani Abil Asyhal seorang lelaki atau wanita kecuali mereka masuk Islam”. (Siroh Ibnu Hisyam: 2/40)
Jaminannya masuk surga
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan kepadanya bahwa dia termasuk penghuni surga. Dari Anas radhiyallahu anhu bahwa dihadiahkan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebuah jubbah dari kain sutra yang tipis. Dan Nabi melarang memakai kain sutra maka para sahabatpun kagum dengannya; lalu Nabi bersabda: Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya sesungguhnya sapu tangan Sa’d bin Mu’adz di dalam surga lebih baik dari ini. ( Shahih Bukhari: 3/43 no: 3803 dan shahih Muslim: 4/1916 no: 2469)

Contoh Kisah keberaniannya
Sa'adz telah memeluk Islam, dia memikul konsekuensinya itu dengan keberanian dan kesabaran. Datanglah saat Perang Badar, di mana saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumpulkan sahabat-sahabatnya dari golongan Muhajirin dan Anshar untuk bermusyawarah. Dihadapkannya wajah Sa'ad bin Mu'adz yang mulia oleh Rasulullah ke arah orang-orang Anshar seraya katanya, "Kemukakanlah buah fikiran kalian, wahai sahabat...!"
Maka, bangkitlah Sa'adz bin Mu'adz dan berkata, "Wahai Rasulullah, kami telah beriman kepada Anda, kami percaya dan mengakui bahwa apa yang Anda bawa itu adalah hal yang benar, dan telah kami berikan pula ikrar dan janji-janji kami. Maka, laksanakanlah terus, wahai Rasulullah, apa yang Anda inginkan dan kami akan selalu bersama Anda. Dan, demi Allah yang telah mengutus Anda membawa kebenaran, seandainya Anda menghadapkan kami ke lautan ini, lalu Anda menceburkan diri ke dalamnya, pastilah kami akan ikut mencebur. Tak seorang pun yang akan mundur dan kami tidak keberatan untuk menghadapi musuh esok pagi! Sungguh kami tabah dalam pertempuran dan teguh menghadapi perjuangan, Dan, semoga Allah akan memperlihatkan kepada Anda dengan tindakan kami yang menyenangkan hati. Maka, marilah kita berangkat dengan berkah Allah Taala."
Mendengar perkataan Sa'adz yang mengharukan itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangga dan gembira, lalu kepada kaum muslimin mengatakan,
"Marilah kita berangkat dan besarkan hati kalian, karena Allah telah menjanjikan kepadaku salah satu di antara dua golongan! Demi Allah, sungguh seolah-olah tampak olehku kehancuran orang-orang itu."
Detik detik kematiannya
Saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menemui Sa’ad yang sedang terbaring sakit dan nafasnya tersengal-sengal, beliau bersabda, ”Semoga Allah membalas kebaikanmu selama ini sebagai pemimpin kaum yang baik. Engkau telah membuktikan janjimu, dan aku berdo’a semoga Allah membuktikan janji-Nya kepadamu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, ”’Arsy Allah yang Maha Pengasih berguncang karena kematian Sa’ad bin Mu’adz.” ( Muttafaq ‘ alaih ).
Yang dimaksud dengan bergetarnya ‘Arsy karena senang dengan kematiannya.
70 Ribu Malaikat hadir mengiring jenazahnya
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Hamba shalih yang kematiannya telah mengguncang 'Arsy, membuat pintu-pintu langit terbuka dan 70.000 malaikat hadir mengiringinya. Padahal mereka belum pernah turun ke bumi seperti ini sebelumnya, ia merasa kesempitan kemudian Allah memberinya keleluasaan.” (HR.Bukhari Muslim) Hamba shalih yang dimaksud adalah Sa’ad bin Muadz.

No comments:

Post a Comment