Dengarkanlah untaian harap seorang hamba yang duduk bersimpuh sambil menengadahkan tangan ditengah sunyinya malam diakhir sujud-sujud panjangnya.
“….. Ya Allah berikan aku handphone lengkap dengan pulsanya yang banyak supaya aku bisa mudah berhubungan saudara2ku dan mengetahui kabarnya”
“Ya Allah berikan aku notebook plus multimedia dan printer portable-nya agar aku bisa mengetahui informasi dunia memberitahu pada yang belum tahu dan membuat dokumentasi yang baik”
“Ya Allah berikan aku mobil yang keciil saja supaya aku bisa dipakai urusan da’wah dengan mudah survey, syuro, jemput muajih”
“Ya Allah berikan aku sebuah rumah sederhana yang luaaas pekarangannya supaya bisa kujadikan markazud da’wah”
“Ya Allah berikan aku kompor gas dan tabungnya supaya aku bisa buat konsumsi dengan cepat untuk para mujahid”
“Ya Allah berikan aku otak yang encer dan kesempatan belajar setinggi2nya supaya aku bisa pintar dan mudah menghafal Al Qur’an”
“Ya Allah berikan aku uang yang banyak biar bisa kusumbangkan pada yang membutuhkan”
“Ya Allah berikan pasangan hidup yang Engkau sukai dan baik supaya aku bisa bersama-sama membangun miniatur daulah yang baik”
“Ya Allah berikan aku anak-anak yang cerdik dan sholeh supaya bisa dijadikan kebanggaan dan tabungan di akhirat kelak”
“Ya Allah berikan aku kesempatan untuk keliling dunia supaya kubisa tafakuri belahan duniaMu yang lain”
Namun Ya Allah aku, (sambil terisak ia meneruskan untaian harapnya), aku ini hanyalah seorang hamba yang dhoif dan lemah, seringkali khilaf untuk bersyukur, janganlah kau kabulkan Ya Allah, jangan, kalau sekiranya itu semua bisa membuatku terlena. Apalah arti semua itu, kalau bukan untukMu.
Ya Allah , sesungguhya kuminta semua itu karna hanya ingin membuktikan cinta padaMu dengan berbagai cara, Engkaulah yang Maha Mengetahui mana saja yang patut kudapat, atau tidak sama sekali bila itu semua justru membuatku jauh dariMu tak usahlah Kau berikan, cukup saja hamba diberi setitik cintaMu, kabulkanlah Ya Allah.
(Adzan Subuh berkumandang menutup untaian-untaian harap seorang hamba)
No comments:
Post a Comment