Wednesday, February 2, 2011

Tanyalah Aku Sebelum Kau Kehilangan Aku (7)

TANYALAH AKU SEBELUM KAU KEHILANGAN AKU
Kata-kata Mutiara ‘Ali bin Abi Thalib
Dihimpun atas Arahan : Syaikh Fadhullah al-Ha’iri
( Al-Imam ‘Ali : al-Mukhtar min Bayanihi wa Hikamihi )
Zahra Publications, London, 1408 H/1998 M
PUSTAKA HIDAYAH, 2005


BAGIAN KETUJUH
PENDIDIKAN DAN AKHLAK

MENCARI ILMU
1. Ilmu adalah sebaik-baik perbebdaharaan dan yang paling indahnya. Ia ringan dibawa, nmun besar manfaatnya. Di tengah-tengah orang banyak ia indah, sedangkan dalam kesendirian ia menghibur.
2. Pelajarilah ilmu karena sesungguhnyaia hiasan bagi orang kaya dan penolong bagi orang fakir. Aku tidaklah mengatakan,” Sesungguhnya ia mencari dengan ilmu,” tetapi,” ilmu menyeru kepada qana’ah (kepuasan).
3. Umur itu terlalu pendek untuk mempelajari segala hal yang baik untuk dipelajari. Akan tetapi, pelajarilah ilmu yang paling penting, kemudian yang penting, dan begitulah seterusnya secara berurutan.
4. Janganlah engkau memperlakukan secara umum orang yang telah memberimu pengetahuan , tapi perlakukanlah dia seperti orang-orang yang khusus. Dan ketahuilah bahwa Allah memiliki orang-orang yang dititipiNya rahasia-rahasia tersembunyi dan melarang mereka menyebarkan rahasia-rahasiaNya itu. Ingatlah ucapan seorang laki-laki yang saleh (Khidhr) kepada Musa (a.s), Musa a.s. sebelumnya berkata kepadanya : ” Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” Dia menjawab,” Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (QS 18:66-68).
5. Pelajarilah ilmu. Jika kalian tidak memperoleh keberuntungan dengannya, maka dicelanya zaman bagi kalian lebih baik daripada ia dicela lantaran kalian.
6. Ilmu adalah kekuatan. Barangsiapa yang mendapatkannya, dia akan menyerang dengannya; dan barangsiapa yang tidak mendapatkannya, dialah yang akan diserang olehnya.
7. Ilmu terbagi menjadi dua: yang didapatkan dengan mengikuti (mathbu’) dan yang didapatkan dengan belajar (masmu’), dan ilmu yang didapat dengan belajar tidak akan bermanfaat jika ia tidak dilaksanakan (mathbu’).
8. Kecintaan terhadap ilmu termasuk kemuliaan cita-cita.
9. Seluruh wadah akan menyempit dengan apa yang diletakkan di dalamnya, kecuali wadah ilmu, karena sesungguhnya ia akan bertambah luas.
10. Akal tidak akan pernah membahayakan pemiliknya selamanya, sedangkan ilmu tanpa akal akan membahayakan pemiliknya.
11. Jika jawaban berdesak-desakan, maka yang benar akan tersembunyi.
12. Bagian terpenting ilmu adalah kelemahlembutan, sedangkan cacatnya adalah penyimpangan.
13. Jika engkau menghendaki ilmu dan kebaikan, maka kibaskanlah (hindarkanlah) dari tanganmu alat kebodohan dan kejahatan. Sebab, sesungguhnya tukang emas tidak akan memungkinkan baginya memulai pekerjaannya kecuali jika dia telah melemparkan alat pertanian dari tangannya.

ILMU DAN PENGAMALANNYA
1. Ilmu berhubungan denga amal. Barangsiapa yang berilmu, niscaya akan mengamalkan ilmunya. Ilmu memanggil amal; maka jika ia menyambut panggilannya…; bila tidak menyambutnya, ia akan berpindah darinya.
2. Pelajarilah ilmu, niscaya kalian akan dikenal dengannya; dan amalkanlah ilmu (yang kalian pelajari) itu, niscaya kalian akan termasuk ahlinya.
3. Wahai para pembawa ilmu, apakah kalian membawanya? Sesungguhnya ilmu hanyalah bagi yang mengetahuinya, kemudian dia mengamalkannya, dan perbuatannya sesuai dengan ilmunya. Akan datang suatu masa, dimana sekelompok orang membawa ilmu, namun ilmunya tidak melampaui tulang selangkanya. Batiniah mereka berlawanan dengan lahiriah mereka. Dan perbuatan meeka berlawanan dengan ilmu mereka.
4. Orang yang beramal tanpa ilmu, seperti orang yang berjalan bukan di jalan. Maka, hal itu tidak menambah jaraknya dari jalan yang terang kecuali semakin jauh dari kebutuhannya. Dan orang yang beramal dengan ilmu, seperti orang yang berjalan diatas jalan yang terang. Maka, hendaklah seseorang memperhatikan, apakah dia berjalan, ataukah dia kembali?
5. Janganlah sekali-kali engkau tidak mengamalkan apa yang telah engkau ketahui. Sebab, setiap orang yang melihat akan ditanya tentang perbuatannya, ucapannya dan kehendaknya.
6. Orang yang berilmu tanpa amal, seperti pemanah tanpa tali busur.

KESUCIAN DAN KEMULIAAN ILMU
1. Tiada kemuliaan seperti ilmu.
2. Ilmu adalah pusaka yang mulia.
3. Serendah-rendah ilmu adalah yang berhenti di lidah, dan yang paling tinggi adalah yang tampak di anggota-anggota badan.
4. Tetaplah mengingat ilmu di tengah orang-orang yang tidak menyukainya, dan mengingat kemuliaan yang terdahulu di tengah orang-orang yang tidak memiliki kemuliaan, karena hal itu termasuk di antara yang menjadikan keduanya dengki terhadapmu.
5. Jika Allah hendak mrendahkan seorang hamba, maka Dia mengharamkan terhadapnya ilmu.
6. Jika mayat seseorang telah diletakkan di dalam kuburnya, maka muncullah empat api. Lalu datanglah shalat (yang biasa dikerjakannya), maka ia memadamkan satu api. Lalu datanglah puasa, maka ia memadamkan api yang satunya lagi (api kedua). Lalu datanglah sedekah, maka ia memadamkan api yang satunya lagi. Lalu datanglah ilmu, maka ia memadamkan api yang keempat seraya berkata,” Seandainya aku menjumpai api-api itu, niscaya akan aku padamkan semuanya. Oleh karena itu, bergembiralah kamu. Aku senantiasa bersamamu, dan engkau tidak akan pernah melihat kesengsaraan.”
7. Janganlah engkau membicarakan ilmu dengan orang-orang yang kurang akal karena mereka hanya akan mendustakanmu, dan tidak pula kepada orang-orang bodoh karena mereka hanya akan menyusahkanmu. Akan tetapi, bicarakanlah ilmu dengan orang yang menerimanya dengan penerimaan yang baik dan yang memahaminya.
8. Cukuplah ilmu itu sebagai kemuliaan bahwasanya ia diaku-aku oleh orang yang bukan ahlinya dan senang jika dia dinisbatkan kepadanya.

KEDUDUKAN ULAMA
1. Orang alim adalah lampu Allah di bumi. Maka, barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan baginya, dia akan memperoleh cahaya (ilmu) itu.
2. Kedudukan orang alim bagaikan pohon kurma, engkau menunggu kapan buahnya jatuh kepadamu.
3. Orang alim lebih utama daripada orang yang berpuasa, mengerjakan shalat malam (tahajud), dan yang berjihad di jalan Allah. Jika seorang alim meninggal, maka terjadi lubang di dalam Islam yang tidak tertutupi sehingga datang orang alim lain yang datang kemudian (menggantikannya).
4. Orang yang (keluar dari rumahnya) mencari ilmu, para malaikat akan mengantar kepergiannya sehingga dia pulang (ke rumahnya).
5. Orang alim adalah yang mengetahui kemampuan dirinya, dan cukuplah seseorang dikatakan bodoh jika dia tidak mengetahui kemampuan dirinya.
6. Ketahuilah! Sesunguhnya hamba-hamba Allah yang memelihara ilmu-Nya, menjaga yang dijaga-Nya, dan memancarkan mata air ilmu-Nya, mereka ini saling berhubungan dengan wilayah (perwalian), saling bertemu dengan kecintaan, minum bersama dengan gelas pemikiran, dan pergi dengan meninggalkan bau yang harum. Mereka tidak dicampuri oleh keraguan, dan tidak pula mereka bersegera dalam mengumpat. Berdasarkan hal itulah, mereka mengukuhkan pembawaan dan akhlak mereka, saling mencintai, dan saling berhubungan di antara sesama mereka. Mereka ini seperti keunggulan benih yang telah dipilih, yang diambil darinya dan dilemparkan. Ia telah dipisahkan oleh penyaringan dan dibersihkan oleh pembersihan.
7. Di antara hak seorang guru terhadap muridnya adalah hendaklah si murid tidak terlalu banyak bertanya kepadanya, tidaklah membebaninya dalam memberikan jawaban, tidak mendesaknya jika dia sedang malas, tidak menyebarkan rahasianya, dan tidak mengumpat seorangpun di sisinya.
8. Orang yang alim adalah yang mengetahui bahwa apa yang diketahuinya, jika dibandingkan dengan apa yang tidak diketahuinya, sangatlah sedikit. Maka, karena itulah dia menganggap dirinya bodoh. Oleh karena itu, bertambahlah kesungguhannyadalam mencari ilmu karena pengetahuannya akan hal itu.
9. Kesalahan yang dilakukan seorang alim seperti kapal yang pecah, maka ia tenggelam dan tenggelam pula bersamanya banyak orang.
10. Jika seorang alim tertawa satu kali, maka dia telah membuang satu ilmu darinya.

ILMU DAN KEBODOHAN
1. Orang yang bodoh adalah yang menganggap dirinya tahu tentang makrifat ilmu yang sebenarnya tidak diketahuinya, dan dia merasa cukup dengan pendapatnya saja.
2. Orang yang alim mengetahui orang yang bodoh karena dia dahulunya adalah orang yang bodoh, sedangkan orang yang bodoh tidak mengetahui orang yang alim karena dia tidak pernah menjadi orang yang alim.
3. Orang bodoh adalah kecil meskipun dia orang tua, sedangkan orang alim besar meskipun dia masih remaja.
4. Allah tidak memerintahkan kepada orang bodoh untuk belajar sebelum Dia memerintahkan terlebih dahulu kepada orang alim untuk mengajar.
5. Segala sesuatu menjadi mudah bagi dua macam orang: orang alim yang mengetahui segala akibat dan orang bodoh yang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi padanya.
6. Ada dua orang yang membinasakanku: orang bodoh yang ahli ibadah dan orang alim yang mengumbar nafsunya.
7. Imam ’Ali a.s. menjawab pertanyaan seorang yang bertanya kepadanya tentang kesulitan, dia berkata,” Bertanyalah engkau untuk dapat memahami, dan janganlah engkau bertanya dengan keras kepala. Sebab, sesungguhnya orang bodoh yang terpelajar serupa dengan orang alim, dan orang alim yang sewenang-wenang serupa dengan orang bodoh yang keras kepala.”
8. Engkau tidaklah aman dari kejahatan orang bodoh yang dekat denganmu dalam kekerabatan dan ketetanggaan. Sebab, yang paling dikhawatirkan terbakar nyala api adalah yang paling dekat dengan api itu.
9. Alangkah buruknya orang yang berwajah tampan, namun dia bodoh. Ia seperti rumah yang bagus bangunannya, tapi penghuninya orang yang jahat, atau seperti taman yang penghuninya adalah burung hantu, atau kebun kurma yang penjaganya adalah serigala.
10. Janganlah engkau berselisih dengan orang yang bodoh, janganlah engkau mengikuti orang pandir, dan janganlah engkau memusuhi penguasa.
11. Yang engkau lihat dari orang yang bodoh hanyalah dua hal : melampaui batas atau boros.
12. Sebodoh-bodoh orang adalah orang yang tersandung batu dua kali.
13. Menetapkan hujah terhadap orang bodoh adalah mudah, tetapi mengukuhkannya yang sulit.
14. Tidak ada kebaikan dalam hal diam tentang suatu hukum, sebagaimana tidak ada kebaikan dalam hal berkata dengan kebodohan.
15. Tidak ada penyakit yang lebih parah daripada kebodohan.
16. Dan tidak ada kefakiran yang sebanding dengan kebodohan.

KESEHATAN
1. Tidak ada penyakit yang lebih menguruskan daripada kurang akal.
2. Tidak ada kesehatan bagi orang yang banyak makan.
3. Adakalanya obat merupakan penyakit.
4. Meminum obat bagi tubuh seperti sabun bagi pakaian; ia membersihkannya, tetapi ia juga menjadikannya usang.
5. Hindarilah dingin pada permulaannya dan ambillah ia di akhirnya. Sebab, sesungguhnya dingin itu mempengaruhi badan seperti pengaruhnya pada pepohonan. Permulaannya merontokkan, sedangkan akhirnya berdaun.
6. Kesehatan adalah kerajaan yang tersembunyi.

NASIHAT
1. Perhatikanlah orang yang memberikan nasihat kepadamu. Seandainya dia memulai dari sisi yang merugikan orang banyak, maka janganlah engkau menerima nasihatnya dan berhati-hatilah darinya. Akan tetapi, jika dia memulainya dari sisi keadilan dan kebaikan (orang banyak), maka terimalah nasihatnya itu.
2. Janganlah engkau meninggalkan pemberian nasihat kepada keluargamu karena sesungguhnya engkau bertanggungjawab atas mereka.
3. Berikanlah nasihat yang tulus kepada saudaramu, baik itu dalam hal yang baik maupun buruk.
4. Tidaklah memahami pembicaraanmu orang yang lebih senang berbicara kepadamu daripada mendengarkan pembicaraanmu. Tidaklah mengetahui nasihatmu orang yang hawa nafsunya mengalahkan pendapatmu. Dan tidaklah menerima argumentasimu orang yang berkeyakinan bahwa dia lebih sempurna daripadamu tentang pengetahuan yang engkau sampaikan kepadanya.

DORONGAN UNTUK SUNGGUH-SUNGGUH DALAM PEKERJAAN
1. Janganlah engkau mencari cepatnya pekerjaan, tetapi carilah yang bagusnya. Sebab, orang-orang tidak akan bertanya tentang berapa lama seseorang menyelesaikan pekerjaannya, akan tetapi mereka hanya bertanya tentang kualitas produksinya.
2. Cepat-cepatlah selagi ada kesempatan sebelum ia berubah menjadi kesedihan.
3. Orang yang berdakwah tanpa amal, seperti pemanah tanpa tali busur.
4. Bergerak merupakan perjuangan yang besar dalam hal memperoleh nasib baik.
5. Kelambatan adalah penyia-nyiaan.
6. Janganlah sekali-kali engkau bergantung pada takdir karena hal itu merupakan komoditas orang dungu dan kebodohan tentang akhirat dan dunia.
7. Berjalanlah dengan penyakitmu, niscaya ia tidak akan berjalan denganmu.
8. Janganlah sekali-kali engkau malas. Sebab, barangsiapa yang malas, maka sesungguhnya dia tidak melaksanakan hak Allah.
9. Janganlah sekali-kali engkau berjanji dengan suatu janji yang engkau sendiri ragu apakah dirimu dapat memenuhinya. Dan janganlah sampai memperdayakanmu bahwa tempat pendakian itu rata, jika turunnya tidak rata. Ketahuilah bahwa bagi setiap perbuatan ada balasannya, maka takutlah akan akibatnya; dan bahwa setiap perkara datangnya secara tiba-tiba, maka hendaklah engkau senantiasa dalam keadaan waspada.

No comments:

Post a Comment